"For all the passenger, welcome to Indonesia and for all Indonesian, welcome home!" - flight attendant
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai, engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan
(Tanah Airku-Ibu Sud)
Ada rasa yang berbeda ketika aku mulai berani melangkahkan kaki lebih jauh. Rasa yang sebelumnya gak pernah sama sekali aku rasakan dan bahkan gak pernah terpikir akan merasakan hal tersebut. Dulu aku muak dengan negeri ini. Malas dengan segala keributannya, kebijakan anehnya, atau dengan problematika yang seolah-olah tidak pernah ketemu pemecahannya. Perlahan, dulu aku mulai hobi membandingkan negara ini dengan negara lain dan tentu saja aku lebih senang membela negara lain daripada negaraku sendiri. Ya, rasa ingin pindah kewarganegaraan saat itu luar biasa besarnya di hati dan pikiranku. Tapi, itu dulu.
Pertama kali aku sadar bahwa ternyata aku bisa peduli dengan negara ini adalah ketika aku mulai ikut beberapa kongres baik tingkat nasional maupun internasional. Mulanya, aku masih ikut yang tingkat nasional. Tapi justru di sini aku mulai tertampar. Duduk dan berbagi pemikiran oleh delegasi-delegasi dari beberapa kota di Indonesia membuat aku tau kualitas anak bangsa ini seperti apa, tentang apa yang mereka pikirkan untuk diri sendiri, lingkungan, dan negara. Tentang bagaimana mereka membuat sebuah peta pemikiran mau dibawa kemana negara ini kedepannya. Salut! Itu satu kata yang terlintas dikepalaku. Ada banyak sekali pemikiran-pemikiran baru yang aku dapatkan saat itu. Susah? Tentu saja buat isi otak udangku ini, pembicaraan mereka kadang susah dicerna. Dari sana aku belajar, untuk mencapai sebuah tujuan, ada banyak hal atau faktor yang harus dipikirkan.
Bermula dari itu, aku mulai masuk ke beberapa komunitas. Dulu aku pernah masuk ke komunitas Earth Hour. Cukup terkenal bukan? Dari komunitas ini aku belajar untuk lebih mencintai SDA yang ada di bumi khususnya di negeri kita sendiri. Aku mulai memerhatikan alam disekitar. Hal kecil yang aku dapatkan dari sana adalah aku mulai tertib untuk membuang sampah pada tempatnya. Bukannya sombong atau gimana tapi efeknya sampai saat ini adalah aku akan merasa amat sangat bersalah atau berdosa kalo aku gak buang sampah pada tempatnya. Sederhana ya? Tapi buatku itu merupakan perubahan. Selain Earth Hour, aku juga mengikuti Deaf Community, di mana aku belajar beberapa bahasa isyarat dan di sana aku bisa mengerti bahwa yang dibutuhkan oleh teman-teman tuli adalah diperlakukan seperti layaknya manusia biasa lainnya. Banyak sih komunitas lainnya, tapi udah lupa apa aja yang aku ikuti hahaha. Intinya dari komunitas-komunitas yang aku ikuti, aku mulai bisa melihat jauh lebih dalam mengenai keadaan sosial yang ada di sekitar. Aku menjadi pribadi yang jauh lebih peka dibanding sebelumnya.
Begitu pula ketika aku mengikuti kongres internasional. Tertekan? Grogi? Tentu saja. Apalagi aku mewakili negaraku, Indonesia dengan pengetahuanku yang gak seberapa dan bahasa inggris yang jeleknya amit-amit. Tetapi disitulah tantangannya. Tantangan dimana aku harus bisa mempresentasikan negaraku dengan baik entah dari penampilan, etika, apapun itu harus bisa mencerminkan Indonesia dan aku bangga memakai identitasku, Warga Negara Indonesia!
Kakiku tak berhenti sampai sana. Kakiku masih gatal untuk melangkah lebih jauh, hingga meninggalkan negeriku sendiri. Ya, seperti yang kalian tau aku memang suka traveling ke luar negeri. Banyak yang bilang aku tidak cinta negeri sendiri, ah bodo amat! Aku tidak ambil pusing dengan itu. Aku justru amat sangat mencintai negeriku sendiri ketika aku traveling keluar negeri. Aku ingat ketika aku menembus hujan badai di Jepang dengan suhu 2 derajat, itu rasanya menyiksa sekali. Jangan tanya bagaimana dinginnya hujan badai di Jepang saat itu. Baju yang sudah di double 3 ditambah jaket pun gak mempan sama sekali. Kaki dan tanganku amat sangat membeku, apalagi wajahku. Sampai-sampai untuk menggerakkan mulut aja susah banget rasanya. Saat itu aku cuma minta satu sama Tuhan, sinar matahari. Sederhana ya? Sesuatu yang amat sangat aku hindari kalo aku di Indonesia, justru aku rindukan ketika aku di Jepang. Dari sana aku belajar untuk bersyukur. Besyukur aku dilahirkan di Indonesia di mana aku bisa menikmati sinar matahari, sesuatu yang aku rindukan. Seumur-umur baru sekali itu aku bisa rindu sama matahari hahaha. Kalian udah pernah ngerasain rindu sama matahari?
Memang dengan traveling ke luar negeri aku amat sangat terkagum dengan kemajuan teknologi mereka dibandingkan dengan negeriku. Tetapi dengan traveling ke luar negeri aku jadi tau apa yang bisa kita terapkan di Indonesia, apa yang Indonesia butuhkan. Selain dari teknologi, aku juga belajar menjadi SDM yang lebih baik seperti saling membantu, belajar budaya antri, belajar menaati peraturan-peraturan yang dibuat di beberapa tempat, lebih belajar menghargai dan menghormati satu sama lain. Dan secara tidak sadar, budaya-budaya baik yang aku pelajari di luar negeri kebawa sampe sekarang bahkan kuterapkan di Indonesia. Memang sih, dengan aku saja yang menjadi lebih baik belum bisa merubah negeri ini. Tapi setidaknya, aku sudah memulai dari diriku sendiri.
Lucunya dengan traveling, aku jadi rindu sama masakan yang ada di Indonesia. Aku rindu bakso, rindu pecel, rindu ayam geprek, rindu semuanya. Ketika aku pulang dan bisa kembali merasakan makanan-makanan itu, rasanya luar biasa nikmat. Aku jadi bisa menikmati dan menghargai setiap suapan yang masuk ke dalam mulutku. Sesuatu yang gak pernah aku pikirkan bahkan aku rasakan sebelumnya. Hal yang kecil namun ternyata bisa sangat berarti.
Herannya, aku bisa merasa rindu yang amat sangat dalam dengan Indonesia ketika aku berada di luar negeri cuma untuk 2 minggu. Iya, cuma 2 minggu aja aku bisa serindu itu. Aku pernah ngerasa bahagia banget ketika aku harus kembali ke Indonesia. Aneh ya? Biasanya orang-orang sedih kalo selesai liburan. Tapi aku enggak, aku justru seneng banget bisa balik ke Indonesia. Apalagi ketika udah sampai di Indonesia trus flight attendant bilang "welcome home!" Percaya apa gak, aku nangis pas denger kalimat itu. Lebay mungkin menurut kalian, tapi memang itu yang aku rasakan.
Pepatah di atas benar adanya. Dengan merantau, dengan melangkahkan kaki lebih jauh, mungkin sejenak kita akan merasakan kesenangan/kebebasan karena kita akan menghadapi sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita lewati atau rasakan. Tapi, dengan pergi maka kita akan merasakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah kita rasakan terhadap apa yang kita tinggalkan dan itulah yang selama ini aku rasakan.
Mungkin cara kita mencintai Indonesia berbeda. Aku dengan caraku dan kalian dengan cara kalian sendiri. Sama halnya dengan aku lebih memilih mencintai Indonesia dengan pergi jauh meninggalkannya, sedangkan ada yang lebih memilih mencintai Indonesia dengan keliling Indonesia dan memahami Indonesia. Menurutku apapun cara yang kita pilih untuk mencintai negeri ini tidak ada yang salah. Selagi tujuan kita sama, maka lakukanlah yang terbaik untuk negeri kita. Gak akan ada ruginya kita melakukan yang terbaik buat negeri ini, justru akan ada rasa bangga kita bisa memajukan negeri ini, tanah kelahiran kita sendiri, Indonesia.
Begitu pula ketika aku mengikuti kongres internasional. Tertekan? Grogi? Tentu saja. Apalagi aku mewakili negaraku, Indonesia dengan pengetahuanku yang gak seberapa dan bahasa inggris yang jeleknya amit-amit. Tetapi disitulah tantangannya. Tantangan dimana aku harus bisa mempresentasikan negaraku dengan baik entah dari penampilan, etika, apapun itu harus bisa mencerminkan Indonesia dan aku bangga memakai identitasku, Warga Negara Indonesia!
Kakiku tak berhenti sampai sana. Kakiku masih gatal untuk melangkah lebih jauh, hingga meninggalkan negeriku sendiri. Ya, seperti yang kalian tau aku memang suka traveling ke luar negeri. Banyak yang bilang aku tidak cinta negeri sendiri, ah bodo amat! Aku tidak ambil pusing dengan itu. Aku justru amat sangat mencintai negeriku sendiri ketika aku traveling keluar negeri. Aku ingat ketika aku menembus hujan badai di Jepang dengan suhu 2 derajat, itu rasanya menyiksa sekali. Jangan tanya bagaimana dinginnya hujan badai di Jepang saat itu. Baju yang sudah di double 3 ditambah jaket pun gak mempan sama sekali. Kaki dan tanganku amat sangat membeku, apalagi wajahku. Sampai-sampai untuk menggerakkan mulut aja susah banget rasanya. Saat itu aku cuma minta satu sama Tuhan, sinar matahari. Sederhana ya? Sesuatu yang amat sangat aku hindari kalo aku di Indonesia, justru aku rindukan ketika aku di Jepang. Dari sana aku belajar untuk bersyukur. Besyukur aku dilahirkan di Indonesia di mana aku bisa menikmati sinar matahari, sesuatu yang aku rindukan. Seumur-umur baru sekali itu aku bisa rindu sama matahari hahaha. Kalian udah pernah ngerasain rindu sama matahari?
Memang dengan traveling ke luar negeri aku amat sangat terkagum dengan kemajuan teknologi mereka dibandingkan dengan negeriku. Tetapi dengan traveling ke luar negeri aku jadi tau apa yang bisa kita terapkan di Indonesia, apa yang Indonesia butuhkan. Selain dari teknologi, aku juga belajar menjadi SDM yang lebih baik seperti saling membantu, belajar budaya antri, belajar menaati peraturan-peraturan yang dibuat di beberapa tempat, lebih belajar menghargai dan menghormati satu sama lain. Dan secara tidak sadar, budaya-budaya baik yang aku pelajari di luar negeri kebawa sampe sekarang bahkan kuterapkan di Indonesia. Memang sih, dengan aku saja yang menjadi lebih baik belum bisa merubah negeri ini. Tapi setidaknya, aku sudah memulai dari diriku sendiri.
Lucunya dengan traveling, aku jadi rindu sama masakan yang ada di Indonesia. Aku rindu bakso, rindu pecel, rindu ayam geprek, rindu semuanya. Ketika aku pulang dan bisa kembali merasakan makanan-makanan itu, rasanya luar biasa nikmat. Aku jadi bisa menikmati dan menghargai setiap suapan yang masuk ke dalam mulutku. Sesuatu yang gak pernah aku pikirkan bahkan aku rasakan sebelumnya. Hal yang kecil namun ternyata bisa sangat berarti.
Herannya, aku bisa merasa rindu yang amat sangat dalam dengan Indonesia ketika aku berada di luar negeri cuma untuk 2 minggu. Iya, cuma 2 minggu aja aku bisa serindu itu. Aku pernah ngerasa bahagia banget ketika aku harus kembali ke Indonesia. Aneh ya? Biasanya orang-orang sedih kalo selesai liburan. Tapi aku enggak, aku justru seneng banget bisa balik ke Indonesia. Apalagi ketika udah sampai di Indonesia trus flight attendant bilang "welcome home!" Percaya apa gak, aku nangis pas denger kalimat itu. Lebay mungkin menurut kalian, tapi memang itu yang aku rasakan.
"Merantaulah. Agar kamu tau bagaimana rasanya rindu dan kemana harus pulang. Engkau akan tau betapa berharganya waktu bersama keluarga. Engkau akan mengerti alasan kenapa kau harus kembali. Engkau akan menghargai tiap detik waktu yang kau lalui bersama keluarga ketika pulang ke rumah. Engkau kan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu lebih jauh. Engkau kan lebih mengerti arti sebuah perpisahan. Merantaulah. Akan tumbuh cinta yang tidak pernah hadir sebelumnya. Pada kampung halamanmu, pada mereka yang engkau tinggalkan."
Pepatah di atas benar adanya. Dengan merantau, dengan melangkahkan kaki lebih jauh, mungkin sejenak kita akan merasakan kesenangan/kebebasan karena kita akan menghadapi sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kita lewati atau rasakan. Tapi, dengan pergi maka kita akan merasakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah kita rasakan terhadap apa yang kita tinggalkan dan itulah yang selama ini aku rasakan.
Mungkin cara kita mencintai Indonesia berbeda. Aku dengan caraku dan kalian dengan cara kalian sendiri. Sama halnya dengan aku lebih memilih mencintai Indonesia dengan pergi jauh meninggalkannya, sedangkan ada yang lebih memilih mencintai Indonesia dengan keliling Indonesia dan memahami Indonesia. Menurutku apapun cara yang kita pilih untuk mencintai negeri ini tidak ada yang salah. Selagi tujuan kita sama, maka lakukanlah yang terbaik untuk negeri kita. Gak akan ada ruginya kita melakukan yang terbaik buat negeri ini, justru akan ada rasa bangga kita bisa memajukan negeri ini, tanah kelahiran kita sendiri, Indonesia.
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
ReplyDeletemampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia, ::))
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile :d
Whatshapp : +85515373217 :* (f)