Travel and Lifestyle by Diana Putri Maharani

Aku Mengenalmu Lewat Jiwa, Bukan dengan Mata



Halo pria nomor satuku :)

Setiap wanita pastinya bangga memiliki pria bak pangeran. Wajah rupawan tentunya mudah membuat mereka bangga membawa kekasihnya ke mana-mana. Sudah pasti setiap mata yang dilewati, akan melirik dengan iri hati.
Share:
Read More
,

Little Netherland, Miniatur Belanda ala Semarang


Wooowww
Berasa kembali ke zaman penjajahan ya? Hihihi
Tapi tenang saja, kami masih di tahun 2015 dan enggak mau kembali ke tahun 1945. Namun, meskipun kita gak pernah tahu bagaimana kondisi di zaman dulu, tapi kita masih bisa melihatnya di sini!!

DIMANA?!! DI SINI!!
Namanya adalah Kota Tua. Namun, entah karena saking tuanya atau saking kebarat-baratannya, tempat ini dijuluki dengan Little Netherland. Yap! Ini dia Little Netherland punya Semarang!! 



Kenapa bisa diberi nama Little Netherland, alasannya karena bangunan-bangunan yang ada di komplek ini mirip banget dengan Netherlan. Dan tentu saja, bangunan-bangunan ini umurnya lebih tua dari kita semua.

Mulai dari bangunannya seperti Gereja Blenduk, bangunan bank yang memiliki arsitektur gedung seperti zaman kolonial, mall pun bangunannya juga kayak zaman penjajahan. Jadi berasa kayak belanja di zaman perang aja wkwkwk. Jalanan di sini bukan berupa aspal tapi masih berupa susunan paving. Ada kereta kuda kalo ada yang mau naik kuda. Sayangnya diana gak punya cukup waktu untuk itu :(

Untuk datang ke sini, kalian bisa naik BRT bilang aja mau ke Kota Tua, nanti bakalan dipandu sama mas-mas atau mbak-mbak kernetnya. Hihihi.

Selain itu, di kawasan Kota Tua juga terdapat Stasiun Tawang, stasiun utama Kota Semarang. Bangunannya? Jangan ditanya, tentu saja seperti bangunan kolonial. Jadi intinya, kalo kalian ke Semarang naik kereta dan turun di Stasiun Tawang, berarti kalian sudah berada di kawasan Kota Tua. Coba tengoklah kanan dan kiri dan sempatkan berjalan-jalan menikmati Little Netherland ini. Gratis kok, gak bayar hihihi




Sebenernya, buat kalian yang bener-bener niat banget foto-foto bagus, disini tempatnya!!! Bisa foto ala-ala vintage gitu. Karena background nya mendukung banget disini, dijamin hasilnya pasti bagus banget.

Sayangnya, diana bukan anak yang cukup niat buat foto-foto model gitu ya hihihi. Diana mah apa adanya aja, yang penting diana pernah menjejakkan kaki di sini dan diana gak menyesal.

Sayang yang lebih disayangkan lagi, Little Netherland ini menjadi saksi bisu kepergian diana dari Kota Semarang. Alias, sudah selesai petualangan Diana di sini karena diana harus lanjut ke kota selanjutnya hihihi. Meskipun sebentar, tapi diana berterima kasih karena sudah diberikan waktu sehingga bisa bertemu dengan Semarang lagi, kota yang diana rindukan. Kota yang sangat hebat karena bisa mempertahankan nilai-nilai sejarah seperti Lawang Sewu dan Kota Tua ini. Dan juga kota yang luar biasa karena bisa menyatukan dan menciptakan kedamaian antar umat beragama. Aku bangga dengan Semarang. Kita harus bangga dengan Semarang. Karena Semarang milik Indonesia. Dan kita harus bangga menjadi orang Indonesiab:) See you soon, Semarang
Share:
Read More
,

Gedong Batu Sam Po Kong

Kota yang berbudaya. Mungkin itu adalah salah satu julukan yang tepat bagi Kota Semarang. Bagaimana tidak? Mungkin memiliki tempat ibadah untuk ke lima agama dimiliki oleh semua kota di Indonesia. Tapi, Semarang punya perbedaan. Semarang memiliki Masjid Agung Jawa Tengah yang megah dan dikenal banyak orang. Semarang juga punya Gereja Blenduk yang unik dan terkenal pastinya yang nanti akan aku ulas di post selanjutnya. Semarang punya Klenteng yang menjadi tempat tujuan wisata. Dan Semarang punya Vihara Pagoda yang sayangnya aku belum bisa kesana kali ini jadi belum bisa aku ulas :(

But, it's okay. Semarang gak akan kemana-mana dan tentu saja dia akan tetap menanti kita untuk kembali ke sana. By the way, sekarang saatnya Mrs. Diana jalan-jalan berpetualang di Klenteng Sam Poo Kong...... Yuhuuuuu, sekalian mau sembahyang aja kali ya wkwkwkwk 


Ke Sam Poo Kong ini hmm... Sedikit rumit ketika aku baca beberapa review di google. Ada yang kesini dengan naik angkot orange. Ada yang pake BRT tapi ujung-ujungnya juga naik angkot. Ada juga yang jalan kaki. Tapi kayaknya aku belum segila itu untuk jalan kaki hahaaha. Nanti gede betisnya :(

Akhirnya, ke Sam Poo Kong sedikit manja dengan naik taksi wkwkwk. Gak mahal kok, cukup bayar tarif minimum aja sih hihihi

Tiket masuk Sam Poo Kong gak begitu mahal, yaitu Rp 8.000,- 
Kemudian, ada apa saja di sana????




Ada bangunan-bangunan yang luar biasaaaaaaa. Klenteng Sam Poo Kong ini luas banget nget nget. Arsitekturnya benar-benar jempol. Gak heran ketika aku datang kesini, ada banyak pasangan-pasangan yang sedang melakukan foto prewed disini hihihi.


Memang gak ada hiburan apa-apa sih. Kita hanya diajak berkeliling menikmati bangunan-bangunan indah dan juga panas hihihi. Jujur saja tempat ini begitu panas. Buat yang gak pengen item, bawa sunblock, atau kalau perlu bawa payung hahahaha.



Meskipun panas, tapi tempat ini cocok buat kalian yang suka selfie. Tempatnya bagus banget, kalau kalian bisa menghasilkan foto yang bagus, kalian bisa terlihat seolah-olah sedang di China wkwkwk. Ya, karena ke China mahal, jadi ke Sam Poo Kong aja ya. Udah murah, lebih deket, trus kita juga melestarikan dan mendukung wisata Indonesia lagi :) ngelesnya jago banget diana hahahaha

Tapi tenang saja, gak semua lokasi Sam Poo Kong panas kok.
Di dekat pintu masuk, ada banyak tempat duduk bangku panjang yang letaknya di bawah pohon. Kalian bisa bersantai di sana. Rasanya nyaman sekali. Dan tenang. Enak banget duduk-duduk di bawah pohon sambil melihat pemandangan Sam Poo Kong yang luar biasa ditambah dengan melihat kelakuan-kelakuan para wisatawan yang kadang bikin ketawa ahihihi.

Aku semakin bersyukur karena ternyata Indonesia memiliki tempat yang luar biasa seperti ini. Kalo Indonesia aja punya, ngapain kita capek-capek ke luar negeri? Hihihi

Yap! Karena gak terlalu lama juga disini, jadi Diana gak bisa mengulas lebih banyak lagi. Jadi cukup ini yang bisa Diana kasih tau. Kalo ada yang tanya cukup comment atau hubungi diana langsung via sosmed hahaha. Okeee, tunggu petualangan selanjutnya yak
Share:
Read More
,

Masjid Agung Jawa Tengah, Kemegahan dari Ketinggian 99 Meter



Semarang, kota yang cantik ini tak pernah selesai menunjukkan keindahannya. Melanjutkan kisah backpacker ala si cantik diana dan si ganteng fikri, malam ini kami mau berwisata religi menuju tempat yang sudah tak asing bagi kita, yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.

Gimana caranya kami ke sana tanpa kendaraan?
Mudah saja, naik BRT Trans Semarang lah wkwkwkwkwk. Kurang murah apa sih itu BRT -_- Setelah dari Lawang Sewu tadi, aku memang langsung ke hotel buat istirahat. Akumenginap di fave hotel di Jl. Diponegoro. Katanya backpacker, kok nginep di fave? Wkwkwk. Khilaf saudara-saudara. Kami juga butuh merasakan bobok di hotel bagus hihihi :p lagian harga yang ditawarkan cukup murah karena aku memesan di situs pemesanan hotel yang banyak promonya. Dimana situsnya di? Dimana? Rahasia dong hihihi :p

Kebetulan sekali, depan fave hotel itu ada halte BRT, jadi aku gak perlu susah-susah nyari transportasi lain atau jalan kaki terlalu jauh. Padahal awalnya sempet khawatir kalo halte sangatlah jauh. Tuhan memang bersama orang-orang yang menikmati hidup :D

Aku pergi dari hotel sekitar pukul 17.00. Nunggu BRT mungkin ada sekitar 45 menit, lama banget ya -_- tapi aku masih bersyukur karena kami masih kebagian BRT. Soalnya BRT ini jam malamnya cuma sampe jam 6 sore pemirsa. Habis itu dia dipingit sama orang tuanya. Ya, cukup manja BRT disini -_-

Aku naik BRT warna merah yang akan transit di Simpang Lima. Di Simpang Lime bau ketemu fikri. Dari Simpang Lima kami meneruskan naik BRT warna putih menuju daerah hmm.... Apa ya namanya ya? Aku lupa wkwk -_- pokoknya bilang aja sama kernetnya kalo kalian mau diturunin di halte yang dekat dengan Masjid Agung Jawa Tengah. 

Begitu turun, kalian tidak akan berada langsung di depan masjid. Masjid masih lumayan jauh. Kalo mau jalan sih silakan, tapi kalo aku sih NO hihihi udah capek seharian jalan hiks. Untungnya, di dekat halte ada sekumpulan abang becak. Akhirnya kami pun naik becak dengan harga hmm.... Bentar aku lupa berapa ya? Mungkin 15an lah. Ya kami maklum, karena kami lihat di peta, letak masjid masih jauhkan dikit dari halte. Lebih jauh daripada terminal solo ke stasiun balapan hihi. Jadi, kami iyani aja penawarannya.

Cukup sekitar 10 menit, sampailah kami ke tempat yang luar biasaaaaa indah ini.



Subhanallah, indah dan megah sekali masjid ini. Ternyata benar kata orang bahwa masjid ini memang luar biasa indah dan gak akan rugi buat datang ke sini. Sayangnya, kami kesini sewaktu keempat payung raksasa masjid tertutup. Padahal, konon katanya,mketika payung terbuka terlihat lebih indah. Konon katanya pula, setiap Jumatan, keempat payung akan terbuka. Tapi gapapa, tanpa terbukanya payung saja sudah indah luar biasa seperti ini :')

Masjid ini terlihat bagus dalam segala situasi. Mau pagi hari, malam hari, siang hari, terang, hujan, ia tetap menakjubkan. Kalau gak percaya, coba kalian cari di Google, begitu banyak gambar menakjubkan. Nah, sekarang aku dan fikri akan menambahkan koleksi Google foto masjid ini pada malam hari hihihihi.

Dan yang menarik di masjid ini, masjid ini memiliki menara setinggi 99 meter! Makna menara setinggi 99 meter ini adalah 99 Asmaul Husna. Menara ini dibuka untuk umum kok, jadi kalian bisa naik ke menara ini!

Pada malam hari, menara ini buka pada jam 18.30 WIB seusai Magrib. Tiketnya cukup murah sebesar 7.000/orang. Setelah beli tiket, tinggal antri di depan lift untuk menuju ke atas menara. Dalam beberapa menit kalian akan dibawa ke ketinggian 99 meter. Dan, ini diaaaaaaa





Jangan kaget ketika pintu lift terbuka, angin malam akan begitu kencang menerpa wajahmu. Terasa berat memang, namun tak menghalangi kami untuk menyaksikan keindahan luar biasa. Lihat foto-foto di atas. Kota Semarang menjadi terlihat sangat kecil. Sekumpulan lampu-lampu terlihat bagaikan bintang-bintang yang bertaburan di hamparan langit hitam. Masjid pun tampak megah dan sangat anggun dari atas. Tak jarang, banyak orang-orang menghabiskan waktunya berfoto disini.

Selain untuk berfoto, disini juga terdapat beberapa teropong yang bisa kalian gunakan. Cukup dengan memasukkan uang logam 500 rupiah, kalian sudah bisa berlagak seperti astronom yang sok meneliti bintang hihihi. Gak bawa uang receh? Tenang saja, disini menyediakan penukaran uang koin sehingga kalian yang ingin bermain teropong tak perlu bingung-bingung.

Jika sudah puas bermain di menara ini, kalian bisa langsung turun, karena tentu saja kalian juga harus bergantian dengan pengunjung lainnya yang ingin menyaksikan keindahan masjid ini dari atas juga. Walaupun sebenarnya tempat ini memang bikin betah hihihihi.

Lapar? Kami mempunyai rekomendasi tempat makan dekat masjid yang murah dan kenyang banget hihihi. Di seberang Masjid Agung Jawa Tengah, terdapat rumah makan Padang yang lezaaattttt sekali. Selain lezat, dia juga sangat murah. Aku sama fikri memesan menu yang sama yaitu dua porsi nasi Padang dengan lauk lele dan teh hangat. Totalnya hanya 22ribu!!!! Murah sekaliii!! Hihihihi

Sehabis dari Masjid Agung Jawa Tengah, kami memutuskan untuk bersantai menikmati malam minggu di simpang lima. Karena BRT sudah tidak jalan, akhirnya kami menelepon taksi untuk menjemput kami di sini. Jarak dari MAJT ke simpang lima tidak begitu jauh, hanya memang saja terlihat sedikit lama karena lalu lintas malam minggu yang padat di daerah ini. Dengan taksi, kami membayar 25.000.

Ketika di Semarang, jangan lupa untuk mencoba Tahu Gimbal. Makanan sejenis seperti tepi tahu ini memiliki keunikan sendiri. Tahu Gimbal berisi tahu, telor, sayuran, ada udang juga pula. Memang seporsi ya cukup mahal yakni 15.000.  But, okelah untuk memenuhi ngidamnya fikri yang penasaran sama tahu gimbal seperti apa.

Hihihi, perut kenyang hati senang, ditambah udara sejuk karena malam itu Semarang diguyur hujan hahahaha. Alhamdulillah, Allah menurunkan hujan sehingga tidak membuat udara menjadi panas. Dengan segera, kami mencari taksi yang lewat. Dan...... Sampai jumpa di cerita selanjutnya hihihi. See ya!
Share:
Read More
,

Seribu Pintu, Seribu Kisah

Foto: Link Sumber

Long long loooooongggggggg time no see................
Hai, Semarang! Kota penuh kenyamanan hihihi, bagiku sih. Oke, melanjutkan artikel yang tadi nih, aku bakal ceritain kisah backpacker ala diana dan fikri hahahaha apaan -_- Artikel yang mana? Yang ini nih, nih klik DISINI

Mungkin sekitar pukul 9.00 WIB kami sampai di Stasiun Poncol, Semarang, Jawa Tengah. Kenapa kami pilih Stasiun Poncol? Lebih deket ke Lawang Sewu sih hihihi. Soalnya, tujuan pertama kami adalah Lawang Sewu. Duh, bosennya! Hihihi, tapi diana harus tetap semangat menjadi tour guide buat fikri hahaha. Oiya oiya, kereta yang kami naiki bukan kereta barang tenang aja wkwkwk. Kereta normal layaknya yang lainnya, dingin karena pagi-pagi harus dihadapkan dengan AC, dan sedikit sempit karena kereta ekonomi hihihihi.

Di stasiun seperti biasa kami istirahat sebentar. Benahin bentuk wajah yang masih kepengen nyium bantal ke bentuk wajah yang semangat dan ceria. Sebelum jalan-jalan, kami beli sarapan dulu di warung sebelah stasiun. Warung yang hmm... cukup mahal menurutku wkwkwkwk. Karena kami pesan seporsi soto + seporsi rawon + teh hangat + aqua botol = 25rb wkwkwkwk -_- Itu murah apa mahal sih? Bagiku mahal wkwk -_-

Setelah makan, akhirnya kami berjalan keluar dan berjalan ke halte BRT Trans Semarang. Di Stasiun Poncol ada dua halte yang saling berseberangan. Yang satu di sebelah stasiun, yang satu di seberang stasiun. Berhubung kami ingin menuju ke lawang sewu, atau jurusan Tugu Muda atau Pemuda, maka kami berjalan ke halte seberang stasiun. Dari sini, kalo kalian mau ke Tugu Muda, kalian bisa naik semua BRT, jurusan apapun terserah wkwkwk. Gak nyasar? Gak akan, karena setiap BRT nanti pasti akan transit di Tugu Muda. Atau kalo takut nyasar, tanya aja ke kernet bus nya, BRT itu nanti transit di Pemuda apa gak. Beres deh hihihi.

Cukup murah membayar 3.500/orang, kami naik BRT. Dengan naik BRT, kami bisa melihat-lihat pemandangan Kota Semarang yang ditata rapi. Hap! Hap! Hap!
Gak lama kok naik BRT dari Stasiun Poncol ke Pemuda, cukup 5-10 menit. Memang ngebut sih, kalo kata fikri sopirnya pensiunan sopir Sumber Kencono hahaha -_-

Kami turun di halte Balaikota. Dari halte ke lawang sewu kami jalan kaki. Manja banget kalo naik becak wkwkwk. Gak ada sekilo kok, paling-paling setengah kilo hihihihi. Kalo kalian takut nyasar kemana arah ke lawang sewu, tanya aja ke mbak-mbak petugas halte. Kalo aku sih udah hafal jadi sorry aja ya buat nanya hahaha -_-

Dan akhirnya, sampai juga kami di lokasi syuting Ayat-Ayat Cinta dan film horor Lawang Sewu. Lawang Sewu memang sudah banyak berubah sekarang. Dari dulunya yang masih sepi kayak kuburan, sekarang udah ramai kayak taman. Kayaknya Pemerintah berhasil membuat peningkatan terhadap pengunjung Lawang Sewu. Tiketnya aja sekarang udah jadi 10.000/orang hihihi. Kalo takut kesasar karena konon katanya bangunan ini memiliki banyak ruang, atau kalo kalian juga ingin tahu sejarah lengkap dari Lawang Sewu kalian bisa meminta untuk ditemani tour guide. Biaya untuk tour guide sebesar 30.000,- Kalo kami sih enggak pake tour guide. Soalnya, aku yang jadi tour guide spesial untuk fikri hihihi.

Lawang Sewu yang SEKARANG memiliki 3 gedung, yaitu gedung A, gedung B, dan gedung C. Sebenarnya ada ruang bawah tanah. Tapi, ketika aku ke sana ruang bawah tanah sedang ditutup hiks. Katanya udah setahun ditutup. Padahal, di sini lah letak keasyikan ketika kita datang ke Lawang Sewu. Kalo kalian kesini, jangan lewatkan kesempatan untuk ke ruang bawah tanah apabila ruangan itu dibuka kembali. Sayang banget ya, fikri gak bisa ke sana :(



Ya sudah, akhirnya kami masuk ke gedung C yang bisa dianggap seperti museum mini di Lawang Sewu. Gambarnya ada di atas ini hihihi. Gedung C ini termasuk gedung baru. Dulunya belum ada, dulunya gedung ini sangat kosong, rapuh, berisi kamar mandi yang kotor dan tidak terawat. Dulu sih kesan horornya begitu melekat. Namun, sekarang kesan horor sepertinya sudah dihilangkan oleh Pemerintah agar masyarakat tidak takut datang kesini. Padahal, disana keunikan dari bangunan seribu pintu ini.

Di museum ini, kita akan diberi tau sejarah berdirinya bisnis transportasi kereta api di Pulau Jawa. Dibantu oleh Belanda, maka bangunan Lawang Sewu ini berdiri. Lawang Sewu memang merupakan pusat perkeretaapian di Pulau Jawa. Namun keadaan berubah ketika Jepang datang. Jepang mengambil alih gedung ini dan terjadilah pembantaian besar-besaran di Lawang Sewu. Tempat pembantaiannya tentu saja di ruang bawah tanah.



Lawang Sewu memang memiliki arsitektur yang indah. Bahan-bahan bangunan yang dipakai membuat gedung ini kokoh berdiri sampai sekarang. Sayangnya, sekarang Lawang Sewu sudah dilakukan rehab sehingga banyak bahan-bahan bangunan mulai dari gagang pintu, keramik, atau kayu yang sudah diganti dengan merk lokal. Sehingga, Lawang Sewu sudah tidak seperti aslinya. Lawang Sewu sudah berubah :(




Seperti yang sudah kubilang Lawang Sewu kini sudah berubah. Sekarang, di setiap ruang berisi begitu banyak miniatur-miniatur yang menjelaskan sejarah berdirinya perkeretaapian di Pulau Jawa. Padahal, dulunya seluruh ruangan di Lawang Sewu kosong. Terkesan hampa dan horor tentu saja. Sebenarnya, aku sedikit kecewa karena di setiap ruangan Lawang Sewu penuh dengan miniatur yang menurutku bukan pada tempatnya. Kalo aku sih suka Lawang Sewu yang dulu. Lawang Sewu yang asri dan asli tidak ada rekayasa apapun. Tapi tak apa, semakin lama memang perubahan itu diperlukan, bukan?


Dan akhirnya!! Aku menemukan tempat favoritku. Tempat favorit buat foto hihihi. Kenapa ini menjadi tempat favorit? Sebenarnya Lawang Sewu memiliki banyak ruang seperti ini. Ruang demi ruang dihubungkan dengan lubang pintu yang dibangun sejajar. Dan jika dilihat maka akan mengesankan seperti lorong kereta api.




Buat kalian yang hobi selfie, pasti kalian betah di tempat ini. Karena, dengan anggunnya Lawang Sewu sudah memfasilitasi pemandangan-pemandangan yang gak akan kalian dapatkan di tempat lain. Tapi sayangnya, karena Lawang Sewu masih dalam tahap rehab, gak semua ruangan bisa kita masukin. Padahal, dulu sebelum dibenahi, kita bisa memasuki seluruh ruangan di Lawang Sewu yang benar-benar besar dan megah ini. Sebenarnya, ada satu ruangan yang benar-benar bagus sebagai tempat untuk berfoto. Yaitu di gedung A, di lantai 2. Di sana, kita bisa foto berlatarkan tugu muda yang berada tepat di seberang Lawang Sewu. Yahhhh huhuhu, aku gagal menjadi guide yang membuat fikri terkesan dengan bangunan megah ini hehehe. Sayang sekali kami kesini sewaktu Lawang Sewu masih diperbaiki, jadi kami tidak masuk ke sembarang tempat, termasuk ke ruang bawah tanah.

Foto: Link Sumber
Foto: Link Sumber
Foto: Link Sumber

Baiklah, meskipun kami tidak bisa masuk ke ruang bawah tanah, aku akan menceritakan sedikit keadaan disana. Di ruang bawah tanah terdapat sumber air. Hal ini memang disengaja oleh Belanda, yang fungsinya sebagai pendingin Lawang Sewu. Sehingga, di dalam Lawang Sewu gak ada AC atau kipas hahaha. Karena air dari bawah tanah inilah yang pada akhirnya naik menjadi uap dan embun yang mendinginkan Lawang Sewu. Karena ruang bawah tanah ini tergenangi air, maka ketika kita masuk ke dalam ruang bawah tanah, kita diwajibkan untuk memakai sepatu boot dan membawa senter sebagai penerangan di ruang bawah tanah. Tenang saja, kedua benda itu sudah disiapkan dari pihak Lawang Sewu sendiri.

Tiga foto di atas merupakan beberapa gambaran kondisi ruang bawah tanah Lawang Sewu yang aku ambil dari beberapa situs. Ada apa saja di sana? Di sana terdapat tiga macam penjara yang digunakan Jepang untuk membunuh seluruh penghuni Lawang Sewu. Mulai dari penjara berdiri, jongkok, dan duduk. Penjara duduk berbentuk persegi mempunyai panjang sisi 1 meter dan diisi lebih dari 10 orang. Hal serupa terjadi di penjara jongkok dan berdiri. Orang-orang memang dipaksa untuk berdesakan sehingga lama-lama mereka akan kehabisan nafas dan meninggal. Di sini juga terdapat tempat sebagai pemenggalan kepala. Hiiiihhh serem ya. Gak heran, kalo konon katanya, tempat inilah yang paling angker dari seluruh bagian Lawang Sewu. Konon katanya juga, Ika kalian memiliki kemampuan indera keenam, maka kalian dapat mencium aroma anyir karena banyaknya darah yang tumpah di sana. Lalu, kemana mayat-mayat itu dibuang? Mayat-mayat itu akan dibuang di sungai yang berada di sebelah Lawang Sewu.

Yap, dibalik keindahannya Lawang Sewu memang memiliki banyak cerita. Meskipun sudah berkali-kali ke sini, aku gak pernah bosan. Karena tempat ini sungguh nyaman. Sebelum pulang, aku dan fikri sempat duduk-duduk di taman yang berada di depan Lawang Sewu sambil menikmati hiruk pikuk keramaian Kota Semarang.

Tenang saja, setelah ini, kami masih berkeliling Semarang lagi. Di post selanjutnya aku akan menceritakan kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah yang terkenal megah dengan keempat payung nya dan menara 99 meternya. See ya!
Share:
Read More
, ,

Ke Semarang Murah? Begini Cara Kami


Liburan semester yang sangat panjang ini, aku dan Fikri berunding dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Yup! Semarang dan Yogyakarta adalah tujuan kami. Kita pilih Semarang karena Fikri yang belum pernah ke Semarang, jadi dia pengen tau kayak gimana sih Semarang itu. Kalo aku sih, ya udah berkali-kali ke Semarang, trus lama gak ke sana, jadinya kangen ke sana hihihi.

Liburan kali ini kami niatkan buat sok-sok jadi backpacker. This is the first time buat aku, tapi ya sok-sok tegar dan kuat menjalani hidup wkwkwk. Kalo fikri sih sudah biasa ahahaha. Karena judulnya backpacker, jadi biayanya harus seminimal mungkin dong ya? Jadi, kami browsing bagaimana caranya sampai ke Semarang dengan biaya minimal.

Jelas yang pertama kali transportasi yang kami lirik adalah kereta api. Cepat, nyaman, aman (belum tentu juga wkwk). Kalo mau tau jadwal, harga tiket cukup buka di situs tiket.kereta-api.co.id
Cukup dengan memasukkan tanggal, stasiun asal dan stasiun tujuan, jumlah penumpang, dan selesai. Semua info yang dibutuhkan ada di sana.

Klik untuk memperbesar

Pertama, kami mencari tiket dari Madiun ke Stasiun Semarang Tawang dan seperti gambar di atas yang muncul. Hmm..... Paling murah 90rb hmm...... Pikir-pikir wkwkwkwk. Bukannya pelit, tapi siapa tau ada yang murah kan jadi lebih irit hihihihi. Pelit sama irit beda tipis ya ternyata -_- Selain itu, kalo kami memilih kereta Brantas, maka kami sampai di Semarang pada malam hari. Gak asik dong begitu sampai langsung bobok -_-

Klik untuk memperbesar

Karena masih belum cocok sama kereta jurusan madiun-semarang, akhirnya fikri coba-coba cari jadwal kereta solo-semarang. Vaola! Dan Allah mempertemukan kamu dengan kereta Kalijaga hihihi. Harganya berapa coba tebak?! Berapa??? 10.000. BERAPA??? SEPULUH RIBU. Demi Allah, orang-orang yang kami ceritakan gak ada yang percaya ada kereta sepuluh ribu dari solo sampai ke semarang. Mereka sempat berpikir bahwa kereta yang akan kami naiki adalah kereta barang hahaha. Ya kita liat aja nanti.

Klik untuk memperbesar

Mantap dengan pilihan itu, akhirnya fikri membeli tiket kereta api di stasiun. Karena saat ini masih musim arus balik nih, jadi fikri ogah banget antri. Kayak orang susah katanya -_- Di stasiun Madiun ada mesin ajaib di mana kita bisa transaksi membeli tiket tanpa harus antri. Dan ternyata ketika beli tiket, setiap tiketnya dapat diskon channel 5.000, sehingga satu tiketnya jurusan solo semarang cuma seharga 5000 wkwkwkwk. Keberuntungan banget -_- Jadi, untuk dua tiket kereta api, fikri mengeluarkan biaya sebesar 17.500,- Tujuh ribu lima ratus nya anggap aja biaya admin hihihi. Well, cukup amat sangat murah wkwkwk.

Kereta api Kalijaga ini cukup menguntungkan. Selain harganya yang sangat murah, jam nya juga sangat pas untuk kami menghabiskan waktu di Semarang. Menurut jadwal, kami akan sampai di Semarang pada pukul 8.15.

Nah, transportasi dari Madiun menuju Solo, kami memilih untuk naik bis ekonomi. Kami berangkat menuju terminal madiun sekitar pukul 2 pagi. Kebetulan waktu itu bis ekonomi Sumber Rahayu muncul di hadapan kami. Kami pun naik bis itu hihihi. Tarifnya? Berhubung tanggal 25 Juli masih dalam nuansa lebaran, tarif pun masih berlaku tarif lebaran hiks. Untuk madiun solo, satu orang dikenai tarif 21rb. Jadi dua orang totalnya 42rb. Cukup murah kan? Hihihihi. Bis Sumber Rahayu jurusan solo ini pertama akan berhenti lama di ring road. Sopirnya butuh makan hahaha. Dan akan mulai perjalannya sekitar pukul 3 pagi. Lama ya? Hihihihi. 

Perjalanan menggunakan bis menghabiskan waktu 2 jam. Tepat pukul 5.00 kami sampai di Terminal Tirtonadi, Solo. Kami istirahat sebentar di sana. Setelah itu, perjalanan kami lanjutkan menuju Stasiun Solo Balapan. Sebenarnya, untuk ke Stasiun cukup jalan kaki 1-1,5 km. Namun, karena kami ingin hemat tenaga akhirnya kami putuskan untuk naik becak. Tarif becak dari terminal ke stasiun menghabiskan biaya 15rb. Mahal ya? Hihihi. Kami gak tega sih kalo nawar becak. Ya anggap aja kalian beramal buat tukang becaknya.

Jadi kalo dihitung-hitung, total perjalanan menuju madiun semarang adalah 42+15+17,5 = 74,5
Ingatt!!! Itu dua orang lho hihihihi. Coba kalo awalnya kami milih pake kereta Brantas yang tiketnya 90 rb. Dua orang udah abis 180rb. Tapi, dengan langkah-langkah kami tadi kami bisa hemat 105,5. Lumayan kan? Hihihi.

Trus? Transpornya sewaktu di Semarang gimana???
Sebenarnya sih ada begitu banyak alternatif. Kalian bisa naik BRT, sewa motor, sewa mobil, atau naik taksi. Untuk tarif BRT sekitar 3.500 kalian sudah bisa muter-muter Semarang dari ujung sampai ke ujung. Kalo sewa motor, satu harinya 60.000-75.000. Kalo mobil kurang tau ya, karena kami gak ada niat buat sewa mobil hihihi. Untuk taxi, tarif minimum nya untuk taksi Blue Bird adalah 25.000. Awalnya, kami berniat untuk sewa motor, sehingga kami googling untuk mencari persewaan motor di Semarang, namun sepertinya kami terlambat. Karena semua motor yang disewakan sudah sold out hiks. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk berkeliling menggunakan BRT. Semoga saja kami gak nyasar halte atau salah pilih bis sewaktu di sana ya hihihi.

Semarang? Emang di Semarang ada apa sih?
Di Semarang ada ini !!!!!!!!!

Lawang Sewu


Masjid Agung Jawa Tengah



Klentang Sam Poo Kong


Kota Tua


Sebenarnya ada banyak yang Kota Semarang tawarkan kepada kami. Namun, karena waktu kami yang singkat dan kami harus geser ke Jogja, jadi kami hanya sempat mampir ke sini hiks. Nah, untuk detail cerita di tempat-tempat di atas, bisa kalian bisa di post selanjutnya yang sebentar lagi aku tulis hihihihi. See ya!
Share:
Read More
,

Mekare-kare (Thorny Pandanus Fighting)

Desa Tenganan, Penggringsingan, Bali

Foto: Fikri Yusuf
Kalo pada zaman dahulu Indonesia berperang menggunakan bambu runcing, maka masyarakat Desa Tenganan menggunakan daun pandan dan perisai dari bambu sebagai senjata mereka untuk berperang.
Share:
Read More
,

A Symbol of World Peace

World Peace Gong, Desa Kertalangu, Bali


Foto: Fikri Yusuf

"Don't wait for a better world. Start now to create a world of harmony and peace. It is up to you, and it always has been. You may even find the solution at the end of your fork" - Sharon Gannon
Share:
Read More
,

Mata Air Suci Pura Tirta Empul

Minggu, 3 Mei 2015
Pura Tirta Empul, Tampak Siring, Gianyar, Bali


Foto: Fikri Yusuf

Menurutku, tak salah jika salah satu julukan yang disandang oleh Pulau Bali adalah Pulau Surga. Karena, selain keindahan alamnya yang sudah terkenal oleh dunia, Pulau Bali juga kaya akan budayanya.
Share:
Read More
,

Memperawani Pantai Nyang-nyang Bali, Berminat?



Pantai Nyang-nyang? Hihihi lucu ya namanya?
Pertama kali denger namanya kayak geli-geli gimana gitu di telinga. Belum pernah denger sih soalnya hihihi. Atau mungkin kalian udah pernah denger?

Share:
Read More